This site uses cookies.
Some of these cookies are essential to the operation of the site,
while others help to improve your experience by providing insights into how the site is being used.
For more information, please see the ProZ.com privacy policy.
Freelance translator and/or interpreter, Verified site user
Data security
This person has a SecurePRO™ card. Because this person is not a ProZ.com Plus subscriber, to view his or her SecurePRO™ card you must be a ProZ.com Business member or Plus subscriber.
Affiliations
This person is not affiliated with any business or Blue Board record at ProZ.com.
English to Indonesian: SEA BMZ Application General field: Other Detailed field: Environment & Ecology
Source text - English Since 35 years, the Bremer Overseas Research and Development Association (BORDA e.V.) has been fostering and strengthening people living in poverty and their social structures in poor urban areas overseas (Asia, Africa and Latin America) in close cooperation with the BMZ (German Federal Ministry for Economic Cooperation and Development) and the Department for Development Cooperation in Bremen.
Translation - Indonesian Sejak 35 tahun, Bremer Overseas Research and Development Association (BORDA e.V.) telah mengembangkan dan memperkuat orang yang hidup dalam garis kemiskinan dan struktur sosial mereka di daerah perkotaan miskin di luar negeri (Asia, Afrika, dan Amerika Latin) melalui kerjasamanya dengan BMZ (Kementerian Federal Jerman untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi) dan Departemen untuk Kerjasama Pembangunan di Bremen.
English to Indonesian: Facilitaor Guide General field: Marketing Detailed field: Management
Source text - English Counseling for Improved
Performance
MODULE OVERVIEW
Facilitator B
• Module Five Objectives
• Monitoring and Intervening Lecturette
• Performance Counseling Lecturette
• Distribute Counseling Scenario Case Study
• Conduct Counseling Role-Play
• Debrief
• Thought Leadership
o Leadership Development Contingency Strategy – Intervention
o Leadership Development Contingency Strategy – Counseling
o Evaluating Performance
• Summary
• Transition to Co-facilitator
Counseling for Improved
Performance
The purpose of this module is to
• Learn strategies tactics for handling situations when sales team members have not yielded expected performance including Monitoring, Intervening, and Counseling
• Understand when it is appropriate to monitor and the need to balance monitoring with action
MODULE DETAIL
FACILITATOR B
Welcome back!
The objective of performance counseling is to get an employee back on track to perform up to your expectations . . . when they have slipped under the developmental curve.
Module Five
Objectives
We have discussed in detail the strategies we have at hand to deal with sales professional performance deficiencies . . .
Clear the slide.
You will notice a new model. This is the model that will help us to deal effectively with the sales professional whose performance does not meet expectations and who are unwilling or unable to affect a positive change. This is also the model that we will use if an event occurs outside of sales behavior that will require us to take corrective action. This model is the counseling model.
Elaborate about how the expectations of a person new to the sales representative role would be different from the expectations that a manager might have of a sales professional in an advanced sales capacity.
It is important that we understand what knowledge, skills, and attributes are necessary at each performance level. If we don’t know this, we can’t be objective in deciding whether someone’s performance is below expectations.
Counseling seems to cause managers a lot of concern and there are many reasons why managers hesitate to do it. The primary reason is because they are unsure of their ground . . . they are afraid that they will not be able to handle negative reactions with facts and documentation.
Facilitator Query
Is anyone willing to share your experiences when you have been a part of a performance counseling session or the counseling of a sales professional? – Was it positive or negative; what made it so?
When someone’s performance is not what it should be three options are available to us. They are: (Clear the slide.)
Assuming that you are not going to conduct the Optional Leader Option Style Assessment, elaborate briefly on each of the Contingency Strategies.
Translation - Indonesian Konseling untuk Kinerja
Yang Lebih Baik
IKHTISAR MODUL
Fasilitator B
• Tujuan Modul Lima
• Presentasi Singkat tentang Pemantauan dan Turut Campur
• Presentasi Singkat tentang Konseling Kinerja
• Membagikan Studi Kasus Skenario Konseling
• Melakukan Pemeranan Konseling
• Pembahasan Pasca-Aktivitas
• Kepemimpinan Ahli
o Strategi Kontinjensi Pengembangan Kepemimpinan - Turut Campur
o Strategi Kontinjensi Pengembangan Kepemimpinan - Konseling
o Mengevaluasi Kinerja
• Ringkasan
• Transisi ke Ko-fasilitator
Konseling untuk Kinerja
Yang Lebih Baik
Tujuan dari modul ini adalah
• Mempelajari taktik strategi untuk menangani situasi ketika kinerja anggota tim penjualan belum memenuhi harapan yang meliputi Pemantauan, Turut Campur, dan Konseling
• Memahami waktu yang tepat untuk memantau dan perlunya menyeimbangkan pemantauan dengan tindakan
RINCIAN MODUL
FASILITATOR B
Selamat datang kembali!
Tujuan dari konseling kinerja adalah membuat karyawan kembali ke jalur yang semestinya agar dapat bekerja sesuai harapan Anda. . . ketika mereka berada di bawah kurva pengembangan.
Tujuan dari
Modul Lima
Kami telah membahas secara rinci strategi yang ada untuk menangani kekurangan pada kinerja tenaga penjualan . . .
Terangkan isi slide.
Anda akan menemukan sebuah model baru. Ini merupakan model yang akan membantu kita agar dapat secara efektif menangani tenaga penjualan yang kinerjanya tidak memenuhi harapan dan yang tidak mau atau tidak dapat menghasilkan perubahan yang positif. Ini juga merupakan model yang akan kita pakai jika suatu peristiwa terjadi di luar perilaku penjualan sehingga mengharuskan kita untuk melakukan tindakan perbaikan. Model ini adalah model konseling.
Uraikan bagaimana harapan seseorang yang baru di dunia penjualan dapat berbeda dari harapan yang mungkin dimiliki seorang manajer terhadap tenaga penjualan dengan kapasitas penjualan yang lebih tinggi.
Penting untuk memahami pengetahuan, ketrampilan, dan atribut apa yang dibutuhkan pada tiap level kinerja. Jika tidak mengetahuinya, kita tidak dapat menjadi objektif dalam memutuskan bahwa kinerja seseorang tidak memenuhi harapan.
Konseling tampaknya banyak menjadi pertimbangan manajer dan ada banyak alasan mengapa manajer ragu untuk melakukannya. Alasan utamanya adalah karena mereka tidak yakin akan alasan dasar mereka . . . Mereka takut tidak dapat menangani reaksi negatif dengan fakta dan dokumentasi.
Pertanyaan Fasilitator
Adakah yang mau berbagi pengalaman saat menjadi bagian dari sesi konseling kinerja atau konseling tenaga penjualan? – Apakah pengalaman tersebut positif atau negatif; apa yang menjadikan pengalaman tersebut positif/negatif?
Ketika kinerja seseorang tidak seperti harapan, ada tiga opsi. Yaitu: (Terangkan isi slide.)
Dengan asumsi bahwa Anda tidak akan melaksanakan Penilaian Gaya Pilihan Pemimpin Opsional, uraikan secara singkat masing-masing Strategi Kontinjensi.
English to Indonesian: Indo Blog Post General field: Marketing Detailed field: Marketing / Market Research
Source text - English INDONESIA’S RICE INTAKE SLOWS: RETAIL VOLUME GREW BY A MERE 3% IN 2016
While Indonesia has long been recognised as a rice-eating nation, new research from global market intelligence agency Mintel reveals that the Indonesian retail rice market is experiencing slowing growth.
According to Mintel Market Sizes, the retail volume of Indonesia’s rice market grew by 3% in 2016, this compares to 2015 when it posted 5% growth. Moreover, Indonesia’s rice market grew at a compound annual growth rate (CAGR) of just 3.5%, in retail volume, between 2012 and 2016, and is expected to grow at a mere CAGR of 1.5% from 2017 to 2021.
Despite slowed growth, Indonesia is among the highest rice consuming countries—in terms of total market size—globally with Vietnam at the top of the leaderboard. The average Vietnamese is estimated to consume a whopping 232.5kg of rice (per capita) in 2017*; this is followed by Thailand at 163.2kg (per capita), China at 119.11kg (per capita), Indonesia at 103.02kg (per capita), and finally Malaysia at 100.2kg (per capita).
Jodie Minotto, Research Manager, Asia Pacific, Mintel Food and Drink, said:
“In a country where rice is regarded as a main dietary staple, Indonesia is known to be one of the biggest consumers of rice globally. However, our research indicates that the Indonesian retail rice market is currently seeing a slowdown in growth, perhaps due to the current attention given to the high prevalence of diabetes within the country. In light of the negativity that surrounds rice today, consumers are reacting and an interest in low-carb diets is forming.”
Indeed, Mintel research found that over one in five (27%) urban Indonesians are avoiding carbohydrates in 2017, rising to one in three (33%) consumers aged 35 and above. Among the reasons behind the avoidance of carbohydrates, 64% of Indonesian consumers who avoid carbohydrates believe it is healthier if they do so, while 37% state that their current diet plan does not allow them to include carbohydrates.
“The glycaemic index (GI) of many popular rice varieties will continue to be an issue as cases of diabetes grow. Rice companies in Indonesia are looking for solutions, and unless lower GI strains of rice are developed and made widely available, rice consumption will likely continue to experience slowing growth.” Jodie adds.
Amidst rising income levels, health awareness, and a series of food safety scares, urban Indonesians are also starting to opt for food and drink products that come with the reassurance of an organic certification; close to three in 10 (28%) urban Indonesians claim to seek out organic options when shopping for food and drink. Despite the demand, there has been a limited response from the packaged food and drink industry, with just 3% of all food and drink launches in Indonesia from January to August 2017 featuring an organic claim, according to Mintel Global New Products Database (GNPD).
The food categories where organic certification is most sought after tend to be staples such as rice. As many as three in four (75%) urban Indonesian consumers have purchased organic rice and noodles in the six months leading to June 2017**.
“In Indonesia, rice is seen traditionally as an affordable and filling staple. While organic rice varieties tend to attract a premium price, recent food safety scandals involving rice have fuelled consumer distrust in food and drink brands, prompting them to seek reassurance in organic certifications. Urban Indonesian consumers are going for organic options because they believe them to be not only healthier, but safer as well.” Jodie comments.
In fact, new Mintel research shows that 42% of urban Indonesian consumers associate organic food with the absence of harmful ingredients including chemical residues. What’s more, over four in 10 urban Indonesians purchase organic products because these options don’t contain any harmful ingredients (45%) and are healthier alternatives (43%).
“Organic rice is a small but growing niche in urban Indonesia, with its uptake being facilitated by recognised, international organisations. As a result of this push, there is likely to be an increasing supply of organic rice going forward, particularly as organic rice farming continues to attract the interests of local farmers in Indonesia. While much of this is destined for the local market, export is another channel rice growers can look to develop. Finally, to counter the impact of food safety scandals on their product, non-organic rice brands have the opportunity to provide consumers with information about where and how the rice is grown, and provide assurances of product safety.” Jodie concludes.
*Mintel estimates
**Polled in June 2017
• 74% of urban Indonesian consumers aim to have a healthier diet in 2017
• One of the biggest consumers of rice globally, Indonesia’s retail rice market is currently experiencing a slowdown in growth:
###
Translation - Indonesian KONSUMSI BERAS DI INDONESIA MELAMBAT: VOLUME RETAIL HANYA TUMBUH 3% DI 2016
Meski Indonesia lama dikenal sebagai negara pengonsumsi nasi, penelitian terbaru dari agen riset pemasaran global Mintel mengungkapkan bahwa pasar ritel beras Indonesia mengalami perlambatan pertumbuhan.
Menurut Ukuran Pasar Mintel, volume ritel pasar beras Indonesia tumbuh sebesar 3% di 2016, sedangkan pertumbuhannya di 2015 mencapai 5 persen. Selain itu, pertumbuhan rata-rata tahunan (CAGR) pasar beras Indonesia antara 2012 dan 2016 bertambah sebesar 3,5% dan diperkirakan hanya akan tumbuh 1,5% dari 2017 sampai 2021.
Meski pertumbuhannya melambat, Indonesia termasuk negara dengan konsumsi beras tertinggi–dilihat dari total ukuran pasar–secara global, Vietnam berada di puncak papan peringkat. Vietnam rata-rata mengonsumsi 232,5 kg beras (per kapita) di 2017*; diikuti oleh Thailand sebesar 163,2 kg (per kapita), Tiongkok 119,11 kg (per kapita), Indonesia 103,02 kg (per kapita), dan terakhir Malaysia sebesar 100,2 kg (per kapita).
Jodie Minotto, Manajer Riset Makanan dan Minuman Mintel Asia Pasifik, berkata:
“Sebagai negara di mana nasi dianggap sebagai makanan pokok utama, secara global Indonesia dikenal sebagai salah satu konsumen beras terbesar. Namun, riset kami menunjukkan bahwa pasar beras ritel Indonesia saat ini mengalami perlambatan pertumbuhan, mungkin karena kini ada kesadaran terhadap tingginya prevalensi diabetes di dalam negeri. Konsumen bereaksi pada kenegatifan akan nasi akhir-akhir ini sehingga minat terhadap diet rendah karbohidrat mulai terbentuk."
Memang, riset Mintel menemukan bahwa lebih dari satu dari lima (27%) warga urban Indonesia menghindari karbohidrat di 2017, meningkat menjadi satu dari tiga (33%) pada konsumen berusia 35 tahun ke atas. Dari berbagai alasan untuk menghindari karbohidrat, 64% konsumen Indonesia percaya bahwa mereka lebih sehat jika melakukannya, sementara 37% menyatakan bahwa program diet mereka saat ini tidak mengikutsertakan karbohidrat.
“Indeks glikemik (GI) pada banyak varietas padi populer akan terus menjadi masalah seiring bertumbuhnya kasus diabetes. Perusahaan beras di Indonesia sedang mencari solusinya, dan jika padi ber-GI rendah tidak dikembangkan dan tersedia secara luas, konsumsi beras kemungkinan akan terus mengalami perlambatan pertumbuhan.” Jodie menambahkan.
Di tengah meningkatnya pendapatan, kesadaran akan kesehatan, dan kekhawatiran akan keamanan pangan, warga urban Indonesia juga mulai memilih produk makanan dan minuman dengan kepastian sertifikasi organik; hampir tiga dari 10 (28%) warga urban Indonesia mengaku mencari opsi produk organik saat berbelanja makanan dan minuman. Meski terdapat permintaan, industri makanan dan minuman kemasan kurang memberi respon, dengan hanya 3% dari semua peluncuran makanan dan minuman di Indonesia dari bulan Januari sampai Agustus 2017 yang menampilkan klaim organik, menurut Basis Data Produk Baru Mintel Global (GNPD).
Kategori makanan bersertifikat organik yang paling banyak dicari cenderung berhubungan dengan makanan pokok seperti beras. Sebanyak tiga dari empat (75%) konsumen urban Indonesia telah membeli beras dan mie organik dalam enam bulan sebelum Juni 2017 **.
"Di Indonesia, secara tradisional nasi dilihat sebagai makanan pokok yang terjangkau dan mengenyangkan. Ketika varietas padi organik memicu harga premium, skandal beras baru-baru ini mengakibatkan ketidakpercayaan konsumen pada berbagai merek makanan dan minuman sehingga mendorong mereka untuk mencari kepastian akan sertifikasi produk organik. Konsumen urban Indonesia memilih produk-produk organik karena mereka percaya produk-produk tersebut tidak hanya lebih menyehatkan, tapi juga lebih aman,” Jodie berkomentar.
Faktanya, riset baru Mintel menunjukkan bahwa 42% konsumen urban Indonesia menganggap makanan organik bebas bahan berbahaya termasuk residu kimia. Terlebih lagi, lebih dari empat dari 10 warga urban Indonesia membeli produk organik karena pilihan tersebut tidak mengandung bahan berbahaya (45%) dan merupakan alternatif yang lebih sehat (43%).
"Beras organik merupakan potensi pasar yang kecil tapi berkembang di perkotaan di Indonesia, yang serapannya difasilitasi oleh organisasi internasional yang diakui. Sebagai hasil dari dorongan ini, pasokan beras organik kemungkinan akan meningkat ke depannya, terutama karena pertanian padi organik terus menarik minat petani lokal di Indonesia. Sementara sebagian besar pasokan ini ditujukan untuk pasar lokal, pasar ekspor merupakan jalan lain yang bisa dikembangkan oleh petani padi. Akhirnya, untuk mengatasi dampak skandal keamanan pangan terhadap produk mereka, merek beras non-organik harus memberi informasi pada konsumen tentang di mana dan bagaimana beras ditanam, dan memberikan jaminan keamanan produk." Jodie menyimpulkan.
*Perkiraan Mintel
**Poling pada bulan Juni 2017
• 74% konsumen urban Indonesia berkeinginan untuk memiliki pola makan yang lebih sehat di 2017
• Sebagai salah satu konsumen beras terbesar di dunia, pasar beras ritel Indonesia saat ini mengalami perlambatan pertumbuhan:
###
More
Less
Experience
Years of experience: 8. Registered at ProZ.com: May 2015.
A professional and trusted translator with more than two years experience in translation industry. Been handling a lot of translation projects in various fields such as technology, marketing, game, engineering, marketing research, health, and communication.
Keywords: Translator, Professional translator, EN-ID, English, Indonesian, internet, marketing, game, manual book, technology. See more.Translator, Professional translator, EN-ID, English, Indonesian, internet, marketing, game, manual book, technology, e-commerce, website localization, article, communication, health. See less.
This profile has received 18 visits in the last month, from a total of 10 visitors
Portfolio 