This site uses cookies.
Some of these cookies are essential to the operation of the site,
while others help to improve your experience by providing insights into how the site is being used.
For more information, please see the ProZ.com privacy policy.
This person has a SecurePRO™ card. Because this person is not a ProZ.com Plus subscriber, to view his or her SecurePRO™ card you must be a ProZ.com Business member or Plus subscriber.
Affiliations
This person is not affiliated with any business or Blue Board record at ProZ.com.
Services
Translation
Expertise
Specializes in:
Textiles / Clothing / Fashion
History
Management
Military / Defense
Advertising / Public Relations
Tourism & Travel
Philosophy
Journalism
Rates
English to Indonesian - Rates: 1.00 - 1.50 USD per word
Payment methods accepted
Wire transfer
Portfolio
Sample translations submitted: 2
English to Indonesian: Naval Warfare (An Illustrated History) - Angkatan Laut Perang (Sebuah Gambaran Sejarah) General field: Other Detailed field: Military / Defense
Source text - English Though one of the least celebrated actions of the World War II, the battle of the Java Sea (27 February 1942) deserves investigation as the first Allied attempt to defeat the triumphant Japanese navy with combined naval forces. And it stands out as an example of what friendly naval powers can expect if, having made no joint defensive preparations in peacetime, they hastily assemble a multi-national force and send it into action against a powerful and well-trained enemy.
By New Year's Day 1942, three weeks after the opening of the Pacific war, the Japanese offensive was still proceeding and the harried Allies were beginning at last to discern its pattern. The Pearl Harbor raid had ensured that the American Pacific Fleet could make no move to impede a four-pronged Japanese assault on Malaya, Borneo, the southern Philippines and the Moluccas. Having seized airbases on these initial objectives, the Japanese could then 'leap-frog' south and attack the southernmost arc of the Dutch East Indies : Sumatera, Java, Bali and Timor.
In their efforts to counter the Japanese attack the Allies set up 'A B D A' - the American/British/Dutch/Australian joint command. At first it was hoped that Singapore would serve as the A B D A base, but the continuing pace of the Japanese advance throughout January soon made it clear that Singapore, far from serving as an anchor point for holding and counter-attacking the Japanese, would soon be totally besieged. A B D A headquarters were therefore set upon 3 January 1942 at Bandung on Java, which was itself already becoming an obvious future objective for the Japanese.
Translation - Indonesian Walau merupakan aksi Perang Dunia ke dua yang dianggap paling kecil, pertempuran Laut Jawa (27 Februari 1942) layak dicermati sebagai usaha pertama dari sekutu untuk mengalahkan angkatan laut Jepang yang menang, dengan melakukan gabungan pasukan angkatan laut. Dan ini menjadi sebuah contoh yang menonjol seperti apa kekuatan angkatan laut yang bersahabat diharapkan, jika tidak membuat persiapan perlawanan bersama di masa damai, mereka cepat-cepat berkumpul menjadi sebuah pasukan yang terdiri dari berbagai bangsa dan beraksi melawan musuh yang kuat dan terlatih baik.
Menjelang Tahun Baru 1942, tiga minggu setelah dimulainya perang Pasifik, serangan Jepang masih berjalan dan tentara sekutu yang diserang akhirnya mulai melihat polanya. Serbuan pada Pearl Harbor telah memastikan bahwa armada kapal Amerika Pasifik tak dapat bergerak untuk menghalangi serangan tiba-tiba dari Jepang ke empat arah yaitu pada Malaysia, Kalimantan, Filipina Selatan dan Maluku. Setelah menguasai pangkalan udara di sasaran-sasaran awal ini, Jepang kemudian dapat melakukan 'loncatan' ke Selatan dan menyerang gerbang paling Selatan dari Hindia Belanda yaitu Sumatera, Jawa, Bali dan Timor.
Dalam usahanya menangkis serangan Jepang, sekutu melakukan perintah A B D A atau Amerika, Inggris (British), Belanda (Dutch) dan Australia. Awalnya diharapkan Singapore dapat menjadi pangkalan bagi A B D A, namun langkah panjang yang berkelanjutan dari Jepang yang bergerak maju sepanjang bulan Januari segera memperjelas bahwa Singapore akan segera terkepung karena tak dapat menjadi titik pangkal untuk menahan dan menangkis Jepang. Markas-markas A B D A kemudian ditempatkan di Bandung, pulau Jawa, pada tanggal 3 Januari 1942 yang dengan sendirinya telah menjadi sasaran yang jelas kemudian bagi Jepang.
English to Indonesian: Fashion and Textiles (The Essential Careers Guide) - Fashion dan Tekstil (Panduan Penting untuk Karir) General field: Art/Literary Detailed field: Textiles / Clothing / Fashion
Source text - English The role of the visual merchandiser is to create and produce window and in-store displays, promoting retail brands, introducing a new trend to inspire the customer and attract them into the store. In recent years there have been exciting developments in visual merchandising with the design of new modular systems including innovative flexible display systems and freestanding units, providing scope for more innovative approaches to the art of display.
To be successful in visual merchandising you must have knowledge of seasonal trends and the in-store merchandise. You must have an innovative approach to design, supported by strong practical skills, and be able to source props and accessories to make displays when necessary, working within a budget. You must also have knowledge of retail promotion, ergonomics and store planning.
Larger stores usually employ a team of in-house visual merchandisers led by a visual merchandising manager, who liaises with the store management team to make decisions about the choice and schedules of window and interior displays. Other stores may be advised by their Head Office what is to be displayed, how and when. Alternatively, some companies employ visual merchandisers to travel from store to store working on their visual displays to give a corporate identity to the brand. Some of the smaller stores rely on retail assistants to keep all displays up to date, and many owners of independent retail outlets do their own visual merchandising. Other opportunities for employment include working on a freelance basis or working on exhibition and trade fair displays.
Translation - Indonesian Peran dari seorang visual merchandiser adalah untuk menciptakan dan menghasilkan penataan tampilan isi toko, mempromosikan beberapa merk ritel, mengenalkan trend baru untuk menginspirasikan dan menarik perhatian calon pembeli sehingga mau memasuki toko. Dalam tahun-tahun belakangan ini telah terjadi beberapa perkembangan yang menarik di bidang visual merchandising melalui desain sistem modul yang baru, termasuk beberapa sistem penataan tampilan inovatif yang fleksibel dan unit-unit yang berdiri bebas dengan menyediakan ruang bagi pendekatan-pendekatan yang lebih inovatif pada seni menata tampilan.
Agar berhasil dalam bidang visual merchandising, anda harus memiliki pengetahuan mengenai trend yang sedang berlaku dan barang-barang dagangan yang ada di dalam toko. Anda harus memiliki pendekatan inovatif pada desain, didukung oleh beberapa keahlian praktis menggunakan sandaran dan aksesoris jika diperlukan, untuk membuat penataan sesuai anggaran yang tersedia. Anda juga harus memiliki pengetahuan mengenai promosi di bidang ritel, ilmu ergonomi dan perencanaan toko.
Toko-toko besar biasanya mempekerjakan sebuah tim yang dimiliki sendiri sebagai penata barang, dipimpin oleh seorang visual merchandising manager yang bekerjasama dengan tim manajemen toko untuk membuat berbagai keputusan mengenai pilihan dan jadwal penataan etalase dan isi toko. Toko-toko yang lain mungkin mendapat saran dari pimpinan mereka mengenai apa yang ditampilkan, bagaimana dan kapan dilakukannya. Sebagai pilihan lain, beberapa perusahaan mempekerjakan beberapa visual merchandiser pergi dari satu toko ke toko lain untuk mengerjakan penataan visual guna memberikan ciri khas perusahaan pada merk yang dijual itu. Beberapa toko yang lebih kecil mengandalkan asisten ritel untuk menjaga agar penataan tampilan selalu diperbarui dan banyak pemilik independen dari outlet ritel yang melakukan sendiri penataan visualnya. Kesempatan-kesempatan lain yang ada di dalam lapangan pekerjaan meliputi pekerjaan yang bersifat freelance ataupun mengerjakan penataan tampilan untuk pameran.
More
Less
Translation education
Bachelor's degree - Maranatha Christian University
Experience
Years of experience: 17. Registered at ProZ.com: Dec 2011.
I am a translator in English to Indonesian. My Bachelor's Degree is in English Literature and I obtained First Certificate in English (FCE) from Cambridge University, UK - local examination. I become a member of the Association of Indonesian Translators or Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI-02-11-0455) to meet the high qualification in the translation industry. In addition, I respect confidentiality and punctuality.
My working day is from Monday to Friday, from 09.00 to 17.00 Indonesian time (GMT+7). You can contact me any time through emails which are provided by ProZ. My passion is to give the high quality work to you at a reasonable rate.