This site uses cookies.
Some of these cookies are essential to the operation of the site,
while others help to improve your experience by providing insights into how the site is being used.
For more information, please see the ProZ.com privacy policy.
Freelance translator and/or interpreter, Verified site user
Data security
This person has a SecurePRO™ card. Because this person is not a ProZ.com Plus subscriber, to view his or her SecurePRO™ card you must be a ProZ.com Business member or Plus subscriber.
Affiliations
This person is not affiliated with any business or Blue Board record at ProZ.com.
English to Indonesian: Trading from Your Gut - a trading book General field: Bus/Financial Detailed field: Finance (general)
Source text - English The Two Trading Camps
Consider another way in which the fight between the left and right hemispheres affects trading, in the ideological battle between discretionary (gut) and system (left-brain) approaches. The trading world is divided into two fairly distinct camps. The largest camp consists of traders who consider trading an art, those who are called discretionary traders. A smaller group consists of traders who use a specific set of rules to make their trading decisions. These traders are known as system traders.
Often when traders first meet each other, they ask if the other trader is a discretionary or system trader. For most successful traders, the answer is rarely black and white, because trading styles generally fall on a continuum between the purely intuitive discretionary trader and the purely rule-oriented system trader. Individuals who think of themselves as discretionary traders range from shoot-from-the-hip traders who buy and sell when it feels right, to more methodical traders who use combinations of chart patterns and mathematical indicators to trade only when a set of conditions have been met. Investors who think of themselves as system traders range from traders who use such a specific set of rules that they can be programmed into a computer, to those who use a loose set of rules in combination with their own ability to recognize certain patterns and market conditions.
The best discretionary traders tend to be right-brain dominant, using their intuition to decide when to make trades. This tendency is especially prominent among discretionary day traders who look to profit from small intraday price movements. For these traders, the speed of their decision making is often a critical factor if they are to be successful. They might describe their approach as having a “knack” for the market or a “feel” for the direction of the market.
Left-brain traders know exactly why they put on certain trades. They generally have a very specific set of criteria that must be met before they initiate a trade. In contrast, purist right-brained traders, who use their intuition almost exclusively, often don’t understand exactly why they make certain trades; they just know when a trade feels right. This willingness to relinquish decision making to intuition or gut characterizes the hard-core right-brain trader.
System traders are most often left-brain dominant. They use a rational, systematic process to decide when to make trades. They often analyze their approach using computers to perform “what-if” analyses using historical data to determine the hypothetical results their trading methods might have earned in the past, a process known as backtesting. Left-brain traders don’t trade on their gut or intuition; they trade using rules and strategies. These traders often think in terms of signals and triggers, as specific events that determine when to initiate a particular trade. Systems traders will have identified these specific criteria earlier, when they performed their backtesting and historical analyses.
Translation - Indonesian Dua Kubu Pendekatan Trading
Pertimbangkan cara lain yang membuat pertempuran antara belahan otak kiri dan kanan memengaruhi trading, dalam suatu pertandingan antara pendekatan diskresi (naluri) dan pendekatan sistem (otak kiri). Dunia trading terbagi menjadi dua kubu yang cukup berbeda. Kubu yang terbesar terdiri dari trader yang menganggap trading sebagai seni, mereka yang disebut sebagai trader diskresi. Kelompok yang lebih kecil terdiri dari para trader yang menggunakan serangkaian aturan spesifik dalam membuat keputusan transaksi. Mereka dikenal sebagai trader sistem.
Sering kali, ketika seorang trader pertama kali bertemu dengan trader lain, mereka bertanya, apakah trader lain tersebut seorang trader diskresi atau trader sistem. Bagi sebagian besar trader sukses, jawabannya jarang sekali hitam dan putih, karena gaya trading mereka umumnya berada pada suatu kontinum antara trader diskresi yang murni intuitif dan trader sistem yang murni berorientasi pada aturan. Individu-individu yang berpikir bahwa mereka adalah trader diskresi terdiri dari mereka yang spontan membeli dan menjual ketika merasa tepat hingga trader yang lebih bersifat metodis yang menggunakan kombinasi pola-pola grafik dan indikator-indikator matematika untuk bertransaksi hanya setelah serangkaian persyaratan telah terpenuhi. Investor yang menganggap dirinya sebagai trader sistem terdiri dari trader yang menggunakan serangkaian aturan spesifik yang dapat diprogramkan ke dalam komputer hingga mereka yang menggunakan kombinasi serangkaian aturan yang lebih longgar dan kemampuan mereka dalam mengenali pola-pola tertentu dan kondisi-kondisi pasar.
Trader diskresi yang terbaik cenderung merupakan dominan otak kanan, menggunakan intuisi mereka untuk memutuskan kapan melakukan transaksi. Kecenderungan ini terutama jelas terlihat pada trader diskresi harian yang mencari laba dari pergerakan harga harian yang kecil. Untuk trader ini, kecepatan dalam pembuatan keputusan sering kali merupakan faktor kritis bagi kesuksesan mereka. Mereka mungkin menggambarkan pendekatan mereka sebagai suatu 'firasat' atas pasar atau 'perasaan' atas arah gerak pasar.
Trader otak kiri tahu pasti mengapa mereka menempatkan transaksi-transaksi tertentu. Mereka umumnya menggunakan serangkaian kriteria yang sangat spesifik, yang harus dipenuhi sebelum mereka mulai bertransaksi. Sebaliknya, trader yang murni otak kiri, mereka hampir sepenuhnya menggunakan intuisi mereka, sering kali tidak benar-benar memahami mengapa mereka melakukan transaksi-transaksi tertentu; mereka hanya tahu kapan suatu transaksi dirasakan tepat. Kesediaan untuk menyerahkan pembuatan keputusan kepada intuisi atau naluri menjadi karakteristik trader otak kanan kelas berat.
Trader sistem kebanyakan dominan otak kiri. Mereka menggunakan proses yang rasional dan sistematis untuk menentukan kapan mereka akan bertransaksi. Mereka sering melakukan analisis terhadap pendekatan mereka dengan menggunakan komputer untuk melakukan analisis "bagaimana-jika" dengan menggunakan data historis untuk menentukan hipotesis hasil yang dapat mereka capai di masa lalu atas metode trading mereka; proses yang dikenal sebagai "backtesting". Trader otak kiri tidak bertransaksi dengan naluri atau intuisi mereka; mereka bertransaksi menggunakan aturan-aturan dan strategi-strategi. Trader-trader ini sering kali berpikir mengenai sinyal dan pemicu, berupa kejadian-kejadian spesifik yang menentukan kapan harus memulai suatu transaksi tertentu. Trader sistem harus menetapkan kriteria spesifik tersebut di awal, ketika mereka melakukan backtesting dan analisis historis mereka.
More
Less
Experience
Years of experience: 17. Registered at ProZ.com: Jan 2011.
Adobe Photoshop, Microsoft Excel, Microsoft Office Pro, Microsoft Word, OmegaT, Powerpoint
CV/Resume
CV available upon request
Bio
No content specified
Keywords: translator, English to Indonesian, business, marketing, finance, management, consulting, reliable translator, native speaker, good project management skill. See more.translator, English to Indonesian, business, marketing, finance, management, consulting, reliable translator, native speaker, good project management skill, . See less.